BudayaTerbaru

Tenun Ikat Dayak Sintang Sebagai Warisan Leluhur

BORNEOBARU.ID – Tenun ikat Dayak Sintang adalah warisan leluhur yang memiliki nilai yang tak terhingga. Ikon budaya yang ingin menunjukan bahwa masyarakat Dayak Sintang memiliki sejarah yang panjang dalam pembentukan jati diri orang Dayak. Kain ini juga menunjukan perpektif tersendiri Suku Dayak Sintang mengenai kehidupan, seperti relasi manusia dengan sesamanya, lingkungan, dan Tuhan.

Dari tradisi ke transformasi

Awalnya, pembuatan tenun ikat masih menggunakan bahan dasar, alat, dan teknik yang sangat sederhana (Nurcahyani, 2018). Tenun ikat menjadi cerminan dari kehidupan mandiri masyarakat yang dekat dengan alam dan menjaga nilai-nilai leluhur. Namun, seiring waktu dan adanya interaksi budaya dengan dunia luar, proses pembuatan tenun mulai mengalami perubahan. Meski begitu, unsur-unsur otentik tetap dijaga, menjadikannya warisan yang terus hidup di tengah arus modernisasi.

Baca Juga: 1.000 Pasukan Merah TBBR Guncang PGD Sintang 2025

Tahap Pengerjaan

Proses pembuatan tenun ikat memerlukan waktu kurang lebih 3-5 minggu. Proses yang sangat panjang menjadikan tenun ikat Dayak Sintang memiliki ontentiksitasnya tersendiri. Sebelum mulai menenun, seseorang mesti menanam kapas yang hendak dijadikan sebagai benang.

Kemudian, kapas yang sudah siap dipintal menjadi untaian benang. Namun sekarang berbeda, berdasarkan dari pengakuan seorang penenun, mereka tidak lagi menanam kapas. Kini mereka membeli benang untuk menenun, karena lebih praktis dan efisien.

Selanjutnya, memasuki proses pewarnaan benang menggunakan pewarna alami yang diambil dari alam. Setelahnya, masuk pada pembuatan motif dan pada akhirnya benang pun ditenun.

Baca Juga: Hadir di PGD Sintang, Krisantus Ajak Jaga Budaya di Era Digital

Proses penenunan memang sangat rumit karena masih menggunakan cara manual. Selain itu, lama pembuatannya juga dipengaruhi oleh jenis dan ukuran tenunan. Alat yang digunakan untuk menenun juga masih sangat sederhana, terbuat dari kayu dan bambu yang disebut dengan gedokan (Soedarso, 2016).

Keunikan dan keotentikan tenun ikat Dayak Sintang terletak pada proses panjang dan tradisional yang masih dipertahankan hingga kini. Di tengah gempuran teknologi dan produksi massal, kain ini tetap dijalin dengan sentuhan tangan, nilai budaya, dan kekuatan spiritual yang diwariskan turun-temurun. Inilah yang membuat tenun ikat Dayak Sintang lebih dari sekadar produk seni. Ia adalah jantung dari identitas budaya Dayak.

Bagikan ke sosial media