Student Mobility: UNIMAS Mengunjungi Rumah Betang Ensaid Panjang
BORNEOBARU.ID – Pada Selasa, 10 Juni 2024, University Malaysia Sarawak (UNIMAS) mengunjungi Rumah Betang Ensaid Panjang. Kunjungan ini dilakukan dalam rangka program Student Mobility antara STKIP Persada Khatulistiwa Sintang dan UNIMAS.
Acara pembukaan kegiatan tersebut dihadiri oleh Ketua STKIP Sintang, Bapak Didin Syafruddin, beserta jajarannya. Sementara itu, pihak UNIMAS yang melakukan kunjungan berjumlah 17 orang.
Baca Juga: Minim TPS, Sampah Menumpuk dan Dibakar di Sintang: Efektif atau Langgar Aturan?
Menurut Bintang, mahasiswa STKIP Sintang yang sebelumnya pernah mengikuti program ini ke Malaysia, kegiatan ini direncanakan akan diadakan setiap tahun.
“Memang direncanakan kegiatan ini akan diadakan setiap tahun. Kita yang ke Malaysia atau mereka yang ke sini,” ungkapnya.
Kegiatan ini dibuka di Rumah Betang Ensaid Panjang untuk memperkenalkan budaya lokal kepada mahasiswa UNIMAS. Dalam kegiatan tersebut, para mahasiswa UNIMAS diajak menelusuri salah satu warisan budaya, yaitu kain Tenun Ikat Dayak Sintang.
Mahasiswa diajak melihat proses pembuatan kain tenun mulai dari pewarnaan bahan hingga proses penenunan. Tak hanya melihat, para mahasiswa juga diajak untuk mencoba melakukan pewarnaan benang. Benang yang telah diwarnai nantinya akan digunakan untuk menenun.
Bintang menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini akan selalu memberikan sesuatu yang baru.
“Untuk dapat pengalaman baru. Untuk memberikan sesuatu yang berbeda di setiap tahunnya. Tidak hanya itu-itu saja,” ucapnya.
Sharon, salah satu mahasiswi dari UNIMAS, mengungkapkan bahwa ia kaget karena tanaman dapat menghasilkan warna-warna untuk menenun.
“Saya merasa terkejut! Karena daun-daun tersebut bisa menghasilkan warna seperti itu. Saya belajar hal baru, di mana ternyata setiap warna memiliki pengikat yang berbeda. Setiap pengikat dapat menciptakan warna yang lebih terang,” ujarnya.
Sementara itu, Shamira, mahasiswi UNIMAS lainnya, juga menyampaikan bahwa ia sangat menyukai kegiatan ini.
“Dari saya, saya sangat menyukai pengalaman ini, terutama soal persaudaraan. Karena, sebagai seorang mahasiswa dari negeri lain, saya berasal dari Sabah, kemudian saya datang ke Sarawak untuk belajar, dan saya datang ke Indonesia untuk belajar budaya baru,” ungkapnya.
Baca Juga: Heboh Perbup Jam Malam di Sintang, Pemkab Pastikan Itu Hoaks
Selain itu, mahasiswa UNIMAS yang lain, Merah, menyatakan bahwa budaya tenunan ini perlu dilestarikan.
“Menurut saya, budaya ini perlu diturunkan pada generasi berikutnya. Karena sekarang banyak hasil karya berasal dari cetakan. Jadi, kerajinan ini harus diteruskan lagi, dipamerkan lagi ke generasi baru. Karena hasil keunikannya sangat otentik,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa ia ingin berbagi pengalaman ini kepada orang lain.
“Saya rasa, saya juga perlu berbagi pengalaman ini dengan teman-teman yang lain. Dengan begini akan tersebar luas dan semua orang akan tahu,” tutupnya.