BudayaTerbaru

Ritual Tiwah Sebagai Wujud Penghormatan dan Permohonan yang Berasal Dari Suku Dayak

BORNEOBARU.ID – Ketika kita mendengar tentang suku Dayak, pikiran kita langsung tertuju pada hal-hal mistis. Suku Dayak terkenal dengan kebudayaan yang masih kental dan tradisi kuno yang masih melekat.

Ada sebuah ritual yang dilakukan untuk penghapusan atau pengormatan pada roh leluhur. Ritual ini disebut dengan ritual Tiwah.

Baca Juga: 5 Makanan Khas Kalimantan yang Wajib Dicoba

Ritual ini dilakukan oleh suku Dayak yang menganut kepercayaan Animisme atau Kaharingan.

Tujuan dari ritual ini adalah memohon bantuan agar roh orang yang telah meninggal dapat menuju tempat yang layak di alam baka dan dipermudahkan menuju ke sana.

Ritual ini dilakukan dengan cara memindahkan jasad atau tengkorak. Ritual ini juga diiringi dengan nyayian dan doa. Hal ini bertujuan untuk menghubungkan antar dunia orang hidup dengan dunia roh.

Ritual ini memiliki makna yang mendalam mengenai kehidupan dan kematian. Ritual ini juga sebagai tanda keprcayaan mereka terhadap kehidupan setelah kematian.

Di dalam ritual Tiwah, hewan yang dikurbankan akan ditombak oleh pihak keluarga. Hewan itu selanjutnya akan diolah dan dibagikan untuk masyarakat sekitar.

Baca Juga: Hutan Hujan Tropis Kalimantan Sebagai Hutan Tertua di Dunia

Selanjutnya tulang tersebut akan dibungkus dengan kain merah dan akan dihantar untuk diletakan di sandung. Ritual pemindahan ini juga diiringi dengan doa dan nyayian agar permohonan yang diajukan dapat dikabulkan.

Ritual ini memiliki makna yang luas dan dalam. Kebiasaaan ini bukan hanya soal keluarga yang menyelengarakannya namun juga soal kebersamaan orang Dayak melakukan ritual adat. Mereka bekerja sama untuk menyelesaikan ritual yang menjadi warisan leluhur. Selain itu, ritual ini mengingatkan bahwa hidup memiliki nilai yang amat luhur sebagai betuk pengormatan terhadap hidup itu sendiri dan menyatakan bahwa dunia orang hidup dan orang mati terhubung.

Sumber: akun Ig @borneosocial

Bagikan ke sosial media