Pengangguran di Kalbar Tembus 148 Ribu
BORNAOBARU.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Barat mencatat jumlah pengangguran pada Agustus 2025 sebesar 148,25 ribu orang dari total angkatan kerja. Angka ini naik sedikit dibanding Agustus 2024, meskipun jika dihitung dalam persentase, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tercatat 4,82 persen.
Kenaikan jumlah pengangguran terjadi bersamaan dengan bertambahnya jumlah angkatan kerja. Hal ini terjadi karena lebih banyak orang yang memasuki usia kerja, tetapi penyerapan lapangan kerja belum cukup untuk menampung semuanya.
Baca Juga: KMK STKIP Sintang Gelar Kaderisasi Kepemimpinan
Penduduk usia kerja pada Agustus 2025 sebanyak 4,34 juta orang, naik sebanyak 69,25 ribu orang dibandingkan Agustus 2024. Berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2025, tiga lapangan usaha yang menyerap tenaga kerja paling banyak adalah Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Ketiga lapangan usaha tersebut mampu menyerap sebanyak 42,67 persen.
Meski begitu, peningkatan jumlah orang bekerja belum cukup untuk mengimbangi pertumbuhan angkatan kerja secara keseluruhan, sehingga angka pengangguran absolut tetap naik sedikit.
Berdasarkan jenjang pendidikan, sekolah menengah kejuruan (SMK) memiliki TPT tertinggi yaitu 9,86 % untuk lulusan SMK.
Sebaliknya, kelompok dengan pendidikan SD atau kurang memiliki tingkat pengangguran yang jauh lebih rendah, yakni sekitar 2,53 %.
Salah satu faktor penyebab tingginya angka pengangguran di Kalimantan Barat adalah pertumbuhan ekonomi yang melambat. Selain itu, struktur lapangan kerja yang masih didominasi sektor pertanian serta pertambangan dengan penyerapan tenaga kerja yang terbatas.
Baca Juga: BNN Sintang Ajak Pemuda Cegah Penyalahgunaan Narkoba
Pemutusan hubungan kerja (PHK) pada periode Januari sampai Juni 2025 yang tercatat sekitar 1.869 kasus, turut menyumbang angka pengangguran tinggi di Kalbar.
Pemerintah daerah dan pihak terkait tengah merancang berbagai langkah untuk menangani persoalan ini. Pemprov melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat memperkuat ekosistem pendidikan vokasi untuk SMK. Pemerintah berfokus pada link & match antara sekolah kejuruan dan dunia industri. Program ini dirancang agar lulusan SMK lebih siap kerja karena kompetensinya sesuai kebutuhan pasar.
Meskipun proporsi pengangguran terhadap angkatan kerja di Kalimantan Barat relatif stabil (4,82%), angka pengangguran masih tinggi yaitu 148 ribu orang. Ini menjadi sinyal penting bahwa kualitas dan relevansi pendidikan vokasi serta kesempatan kerja yang merata di seluruh wilayah provinsi masih memerlukan perhatian serius.


