BudayaOpiniTerbaru

Makna Mangkok Merah dalam Tradisi Perang Suku Dayak

BORNEOBARU.ID – Suku Dayak adalah salah satu suku yang amat kaya akan tradisi dan kebudayaan di dalamnya, terutama pada masa Dayak kuno. Pada masa Dayak kuno, masyarakat Dayak masih sangat kental dangan aturan yang menjadi petunjuk mereka dalam hidup sehari-hari. 

Di masa sekarang, jika akan terjadi hal yang tidak diinginkan seperti perang maka pemerintah akan memberikan tanda atau sinyal tertentu. Begitu pula dengan suku Dayak kuno. Ada sebuah tanda yang akan mengawali bahwa perang akan terjadi yaitu Mangkok Merah.

Tentunya di dalam pikiran kita akan muncul pertanyaan, apa itu mangkok merah?

Baca Juga: Perjalanan Suku Dayak Menuju Perdamaian Melalui Tumbang Anoi

Mangkok merah adalah lambang persatuan bagi suku Dayak dan sebagai sarana komunikasi antar sesama dan leluhur.

Seorang panglima akan mengeluarkan pertanda berupa sebuah mangkok merah yang akan dijalankan ke kampung-kampung. Mangkok ini tidak diedarkan begitu saja. Seorang panglima harus melakukan upacara adat terlebih dahulu untuk menentukan kapan akan memulai perang. Upacara dilaksanakan untuk memanggil roh leluhur meminta petunjuk dan kekuatan untuk berperang.

Baca Juga: Ritual Tiwah Sebagai Wujud Penghormatan dan Permohonan yang Berasal Dari Suku Dayak

Mangkok keramat ini terbuat dari tanah liat yang dibentuk bundar. Lalu tambah perlengkapan lain seperti ubi jerangau merah sebagai lambang keberanian (juga bisa diganti dengan beras kuning), bulu ayam merah untuk terbang, dan lain sebagainya.

Mangkok merah kini telah mengalami banyak perubahan arti oleh karena perkembangan zaman. Orang Dayak kuno tidak memiliki aturan tertulis yang jelas mengenai magkok merah ini. Informasi mangkok keramat ini hanya berupa informasi lisan.

Sumber: Darmadi, H. ( 2016). DAYAK ASAL-USUL DAN PENYEBARANNYA. SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial, 322-340.

Bagikan ke sosial media