Kue Bingka: Warisan Manis Khas Suku Banjar yang Mendunia
BORNEOBARU.ID – Kue bingka adalah makanan khas suku Banjar yang memiliki rasa yang unik dan makna yang mendalam bagi kehidupan masyarakat Banjar. Makanan khas ini menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Banjar di Kalimantan Selata. Oleh karena kunikan rasa yang manis dan gurih, kue bingka mampu membawa dirinya hingga ke negeri tetangga seperti Malaysia dan Brunei darusalam.
Baca Juga: Larangan Atau Pamali Dalam Suku Dayak
Asal-Usul dan Makna Budaya
Makanan khas yang satu ini memiliki peran yang penting dalam tradisi masyarakat banjar. Kue ini dulunya disajikan untuk para bangsawan. Namun, seiring dengan perkembangan zaman kue ini bisa dinikmati oleh semua orang. Bingka biasanya disajikan dalam upacara adat seperti pernikanan dan selametan.
Selain itu, kue ini juga menjadi bagian dari tradisi “wadai 41”. Tradisi ini adalah penyebutan untuk 41 jenis makanan khas suku Banjar. Sebuah tradisi untuk memeringati momen atau acara adat. Makanan khas Banjar ini juga seringkali disajikan untuk berbuka puasa pada bulan Ramadan.
Makna filosofis makanan khas ini begitu mendalam. Kue ini melambangkan kehidupan manusia yang berwarna. Manusia selalu memiliki fase di dalam hidupnya, entah itu senang, sedih, atau sebagainya. Sebagai lambang hidup manusia yang begittu dinamis. Warna keemasan dari kue ini sendiri melambangkan kejayaan.
Variasi dan Bahan Dasar
Bahan yang digunakan untuk membuat makanan khas ini cukup sederhana, seperti terigu, santan, gula, dan sedikit garam. Bahan-bahan tersebut kemudian dicampurkan. Lalu adonan ini dipanggang dalam cetakan berbentuk bunga.
Kue ini juga memiliki berbagai variasi, seperti bingka kentang, bingka labu, bingka pandan, dan bingka tapai, yang masing-masing menawarkan rasa dan aroma khas.
Baca Juga: Amparan Tatak Makanan Khas Suku Banjar
Oleh karena keunikan yang ditawarkannya, kue ini banyak dikenal di Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat. Tidak hanya itu, populasi kue ini juga samapai di negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darusalam.
Kue bingka bukan sekadar makanan penutup, tetapi juga simbol kekayaan budaya suku Banjar. Dengan rasa yang lezat dan nilai tradisional yang tinggi, kue ini layak untuk dilestarikan. Oleh sebab itu, kue bingkai layak dikenalkan lebih luas sebagai bagian dari warisan kuliner Indonesia.