NewsTerbaru

Komsos Keuskupan Sintang Gelar Pelatihan Pewartaan Digital

BORNEOBARU.ID – Pada hari Senin hingga Rabu, 7-9 Juli 2025, Komsos Keuskupan Sintang mengadakan kegiatan pelatihan fotografi dan menulis di media Sosial. Kegiatan pelatihan fotografi yang dilaksanakan di Kelam, dihadiri oleh kurang lebih 80 peserta (OMK).

Hari pertama kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Uskup Keuskupan Sintang, Mgr Samuel Oton Sidin, OFM Cap.

Di hari kedua, materi yang diberikan oleh Bang Cris (team KWI) seputar pentingnya sosial media. Ia menyampaikan bahwa sosial media sebagai jalan baru untuk pewartaan digital.

“Mengapa sosial media penting? Karna sosial media bukan hanya tempat untuk memposting saja tapi tempat pewartaan digital. Kita harus memiliki ciri khas apa yang akan kita tampilkan di sosial media. Setelah kita tau pilar konten, yang harus kita lakukan adalah editorial calender,” ujarnya.

Bang Cris juga menyampaikan bahwa ada beberapa strategi yang perlu dilakukan untuk sukses dalam bermedia sosial. “Ada beberapa kiat-kiat sukses dalam bermedia sosial antara lain: kenali audiensimu, buat konten yang autentik dan menarik, dan konsisten upload. Kemudian, evaluasi performa konten bulanan dan responsif terhadap komentar dan DM,” terangnya.

Baca Juga: Uskup Sintang Buka Pelatihan KOMSOS di Rumah Retret Kelam

Pada sesi ini juga, para peserta belajar membuat konten tentang berita (news), mikro block dan katekese dalam kelompok.

Sesi berikutnya di sampaikan oleh Bang Edgar team KOMSOS KWI tentang Karya Jurnalistik dengan tema Social Media Microblog. Tema tersebut berarti sebuah konten di media sosial yang ringkas berupa perpaduan text, gambar, atau video yang dirancang untuk berkomunikasi secara cepat dengan audiens di media sosial.

Ia myampaikan bahwa informasi banyak kita terima melalui tulisan-tulisan. “Mengapa penting menulis? Karna dari tulisan-tulisan, kita bisa mendapatkan informasi,” ujarnya.

Ia melanjutkan bahwa ada banyak maanfaat mewartakan lewat tulisan. “Pentingnya Jurnalistik Gerejak Katolik antara lain menyebarkan kabar sukacita, memberikan informasi yang akurat, mendapat dukungan dari umat/pembaca, menjadi rumah bagi kanal media lain. Tepat, lugas, mudah dibaca dan objektif adalah elemen penulisan jurnalistik,” lanjutnya.

Selain itu, ia juga menyampaikan beberapa tips dalam membuat microblog. “Membaca terlebih dahulu, gunakan pertanyaan memancing, hindari bahasa bertele-tele, gunakan poin atau daftar serta tampilkan emosi,” tuturnya. 

Ia juga memberikan beberapa contoh tentang microblog sehingga para peserta memahami apa yang sebaiknya dilakukan ketika ingin membuat microblog.

Sesi ketiga diberikan oleh Bang Cris. Ia memaparkan beberapa cara mengatur camera dari hp. “Prepare for the shot adalah salah satu hal penting yang harus kita lakukan sebelum mengambil gambar dalam suatu acara atau kegiatan, agar kita bisa mengatur pencahayaan secara penuh,” terangnya.

Bang Cris juga mengajarkan mengambil gambar yang baik melalui camera hp yang diikuti oleh para peserta. “Basic of Camera Angles juga sangat menentukan dalam pengambilan sebuah gambar agar mendapatkan hasil yang baik,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan jenis-jenis ukuran dalam pengambilan gambar atau yang biasa disebut dengan shaot size.

Baca Juga: Untuk Tekan Inflasi: TPID Sintang Luncurkan “TAKIN KEREN”

Lebih lanjut, Bang Cris mengungkapkan bahwa caption adalah hal yang tak kalah penting dalam membuat konten. “Hal lain yang tidak kalah penting dalam pembuatan konten baik foto maupun video adalah caption. Caption adalah teks pendek yang menyertai foto atau video untuk memberi konteks, menjelaskan, atau menambah emosi. Caption juga bisa informatif, persuasif, atau menghibur,” terangnya.

Sebagai penutup, Bang Cris menyampaikan beberapa hal yang harus dihindari saat konten creator membuat caption. Pada hari kedua ini rangkaian kegiatan diakhiri dengan presentasi dan pemutaran video hasil karya peserta bersama kelompoknya.

Di hari terakhir pelatihan, team Komsos KWI menyampaikan Digital Content Marketing. Materi ini disampaikan dengan pemutaran video singkat tentang Gereja Katedral Kristus Raja Sintang.

“Keterbatasan alat bukan halangan untuk membuat konten,” ungkap Bang Edgar. “Kita juga harus mengetahui waktu yang pas untuk memposting sebuah konten agar memiliki banyak penayangan,” lanjutnya.

Diakhir sesi narsum memberikan pesan kepada para peserta untuk membangun personal branding yang baik. Para peserta diminta untuk menghindari 3 hal ini liturgi, ruang Sakral dan orang-orang kudus dalam membuat konten lucu.

Penutup kegiatan perwakilan dari beberapa peserta dari paroki memberikan pesan dan kesan terhadap kegiatan ini. Banyak kesan dan pesan positif yang disampaikan baik kepada team komsos Kesi dan kepada team Komsos KWI.

“Gunakanlah kepedeanmu untuk membuat konten di depan camera,” pesan Ellen, salah satu perserta perwakilan dari Paroki Senaning.

Mari kita gunakan media sosial sebagai Instrumen merasul.

Penulis: Maria Kristina Ririn (Komsos Kesi)

Bagikan ke sosial media