Kerajaan Nan Sarunai: Sejarah dan Warisan Budaya di Kalimantan
BORNEOBARU.ID – Kerajaan Nan Sarunai adalah salah satu kerajaan tertua yang pernah berdiri di Kalimantan dan diperkirakan berdiri sebelum adab ke-12. Kerajaan yang didirikan oleh suku Ma’anyan ini memiliki wilayah yang cukup luas, mencangkup daerah Hulu Sungai Utara hingga Tabalong. Sebuah kerajaan yang dikenal sebagai sentral budaya dan ekonomi masyarakat. Namun, pada abad ke-14 runtuh akibat invansi dari Kerajaan Majapahit.
Asal Usul Nama Nan Sarunai
Jika ditelusuri lebih dalam nama “Sarunai” sendiri memiliki makna sebagai “sangat termasyur.” Enamaan ini mungkin merujuk pada kejayaan suku Ma’anyan pada masa lalu. Ada juga yang mengakatakan bahwa nama tersebut berasal dari sebuah alat musik yang mirip dengan seruling. Alat music ini memiliki 7 lubang dan sering dimainkan oleh Suku Dayak Ma’anyan sebagai iringan dalam nyayian dan tarian.
Penamaan yang berasal dari alat music ini dikarenakan raja dan rakyat Nan Sarunai sangat gemar menari dan bernyayi. Sedangkan penambahan kata “nan” berasal dari Bahasa Melayu. Namun, orang Ma’anyan sering menyebutnya “Sarunai”. Pada akhirnya, kerajaan ini dapat disebut seagai kerajaan yang gemar bermain music.
Baca Juga: Menggali Makna Ngabang Dalam Gawai Dayak
Puncak Kejayaan Nan Sarunai
Kerajaan Nan Sarunai berkemang sebgai pusat pemerintahan dan kebudayaan bagi masyarakat Ma’anyan. Kerajaan ini memiliki sistem sosial yang terstruktur, kegiatan ekonomi yang bergerak dalam bidang pertanian dan pertukangan, serta nilai-nilai keperccayaan animisme yang kuat.
Keruntuhan Kerajaan Nan Sarunai
Keruntuhan kerajaan ini diakaibatkan oleh invansi dari kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Hayam Wuruk. Kala itu, Majapahit tengah memperluas kekuasaanya. Pasukan yang dipimpin oleh Ampu Jamaika menyerang Nan Sarunai dan menyebabkan kehancuran beras pada tahun 1355. Suku Ma’ayan mengenang kejadian ini dengan kisah “Nansarunai Usak Jawa”, yang menggambarkan kehancuran kerajaan akibat serangan dari Jawa.
Baca Juga: Menelusuri Keberagaman Ikan Endemik Kalimantan: Predator Serta Santapan Lezat di Perairan Asri
Pengaruh Kehancuran dan Perubahan Sosial
Setelah kehancuran akibat serangan dari Majapahit, banyak penduduk Sarunai berpindah ke daerah Kalimantan Tengah dan Selatan. Perpindahan ini menyebabkan masyarakat Ma’anyan mesti beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Selain itu, perubahan sosial ini juga menyebabkan beberapa dari mereka ikut dalam perdagangan maritim yang membawa mereka hingga ke Madagaskar. Hal ini didukung oleh bukti yang menunjukan bahwa Bahasa Ma’anyan memiliki kemiripan dengan Bahasa Malagasy, sehingga kemungkinan besar ada hubungan migrasi antara kedua wilayah ini.
Warisan Sejarah dan Budaya
Meskipun kerajan ini telah lama runtuh, kita masih dapat menemukan jejak sejarahnya. Peninggalan seperti sastra lisan, ritual adat, serta situs arkeologi yang memiliki kaitan dengan kerajaan ini masih dijaga dan dikaji oleh para sejarawan.
Sumber: p2k.stekom.ac.id