NewsTerbaru

Dies Natalis PGSD ke-15 Dimeriahkan dengan Lomba Menghias Tumpeng

BORNEOBARU.ID – Senin, 14 juli 2025, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) STKIP Persada Khatulistiwa Sintang mengadakan lomba menghias tumpeng. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memeriahkan Dies Natalis PGSD yang ke 15. Lomba menghias tumpeng ini diikuti oleh 15 peserta dari berbagai kelas yang berlangsung di Gedung Auditorium STKIP Persada Khatulistiwa Sintang.

Baca Juga: PSK Serbu IKN: Ancaman Sosial di Balik Kota Masa Depan

Ketua panitia, Agusti Putra, yang juga menjabata sebagai Ketua BEM terpilih, mengungkapkan bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk merayakan ulang tahun PGSD ke-15. “Lomba tumpeng ini untuk merayakan Dies Natalis atau hari ulang tahun PGSD yang ke-15,” ujarnya.

Lomba menghias tumpeng juga bukan suatu yang baru. Kegiatan ini telah dilaksanakan beberapa kali sebelumnya untuk merayakan hari ulang tahun PGSD ke-15.

Gusti menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini untuk mempererat kebersamaan mahasiswa Prodi PGSD. “Tujuan saya melaksanakan kegiatan ini untuk mempererat tali persaudaraan, antar kelas dan tim. Serta, untuk melatih kerja sama,” terangnya.

Ia juga berharap agar Prodi PGSD terus menunjukkan kualitasnya dan membangun persaudaraan antar mahasiswa. “PGSD tetap maju. Tetap terekspos di mana pun, dalam arti baik dan positif,” tutupnya.

Sementara itu, salah seorang dewan juri, Nelly Widyawati, yang juga dosen Prodi PGSD, mengungkapkan bahwa ada lima kriteria penilaian. “Ada lima kriteria yang sudah ditentukan bersama. Ada kreativitas dan estetika makanan, kerapian dan kebersihan, kelengkapan dan rasa makanan, serta kekompakan tim,” ujarnya.

Baca Juga: Muncang Lutung: Si Buah Liar Kecil dengan Segudang Manfaat

Nelly menerangkan bahwa ada dua kriteria yang memiliki poin besar. “Poin yang paling besar itu adalah kreativitas dan estetika makanan. Jadi yang dilihat di sini, kreativitas mahasiswa membuat hiasan, susunan komposisi dari tumpengnya. Poin yang besar lagi ialah kelengkapan dan kenikmatan, sayurnya, sambalnya, ayamnya, dan nasinya,” tuturnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa kegiatan ini menjadi sarana ekspresi kreativitas mereka yang suka memasak dan menyusun makanan. Selain itu, ia juga menyarankan untuk kesempatan selanjutnya menggunakan bahan dari hasil ladang.

“Selain menunjukan kreativitas, juga dapat menonjolkan makanan khas berbasis lokal,” tutupnya.

Bagikan ke sosial media