Data BPS Ungkap Ketapang Memiliki Sawit Terluas Di Kalbar
BORNEOBARU.ID – Berdasarkan data BPS, kelapa sawit masih menjadi komoditas perkebunan paling dominan di Kalimantan Barat. Perkebunan sawit rakyat memegang posisi pertama dibandingkan komoditas lain seperti karet, kakao, dan kopi. Laporan tersebut menunjukan bahwa perkebunan sawit menguasai ratusan ribu hektare lahan, menjadikannya sektor perkebunan terbesar di Kalbar.
Selain milik rakyat, perkebunan milik perusahaan juga memiliki luas yang besar di Kalimantan Barat. Hal ini menunjukan bahwa kelapa sawit adalah komoditas dengan area pertumbuhan paling masif dalam dua dekade terakhir.
Baca Juga: Kalimantan Barat Kehilangan 61% Tutupan Hutan
Data BPS tahun 2024 menunjukan bahwa Kabupaten Ketapang menempati posisi pertama dengan luas perkebunan sebesar 454.130 ha. Kemudian di posisi ke dua, Kabupaten Sintang dengan luas 192.848 ha. Selanjutnya, Kabupaten Sanggau menempati posisi ketiga dengan luas 186.698 ha. Kabupaten lain yang memiliki luas lebih dari seratus ribu hektare ialah Landak (121.594 ha) dan Kuburaya (113.980 ha).
Meluasnya kebun sawit di Kalimantan Barat dipengaruhi oleh beberapa faktor utama. Permintaan minyak sawit dunia yang terus meningkat membuat banyak perusahaan menanamkan investasi besar.
Selain itu, potensi ekonomi yang lebih tinggi bagi petani dibandingkan komoditas lain turut mendorong masyarakat membuka lahan sawit. Dukungan kebijakan seperti izin konsesi dan perluasan investasi perusahaan juga menjadi faktor yang mempercepat ekspansi ini.
Meskipun demikian, pertumbuhan sawit yang cepat tidak lepas dari dampak negatif. Konversi hutan untuk perkebunan telah menyebabkan hilangnya tutupan hutan dan meningkatnya risiko kebakaran lahan, terutama pada kawasan gambut.
Beberapa laporan lingkungan juga menyoroti munculnya konflik agraria akibat tumpang tindih klaim lahan antara masyarakat adat, petani lokal, dan perusahaan. Jika tidak ditangani dengan baik, hal ini dapat menyebabkan masalah yang panjang dan kompleks.
Baca Juga: Pemerintah Siapkan 600 Ribu Ha Lahan Sawit Baru Tahun Depan
Di sisi lain, kelapa sawit juga memberi dampak positif yang tidak bisa diabaikan. Komoditas ini berkontribusi besar terhadap pendapatan daerah, membuka lapangan pekerjaan, dan memperkuat sektor industri hilir seperti pabrik pengolahan.
Bagi sebagian petani plasma, sawit memberikan penghasilan yang lebih stabil dibandingkan komoditas tradisional. Di sejumlah wilayah terpencil, hadirnya perusahaan sawit juga mendorong pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan dan jembatan.
Melihat dua sisi tersebut, sawit memerlukan tata kelola yang berkelanjutan dengan merujuk pada etika lingkungan dan etika sosial. Sistem pengawasan juga perlu ditingkatkan demi menjaga kawasan lindung serta memastikan masyarakat mendapat manfaat yang adil.


