NewsOpiniTerbaru

Data BPS 2024: Kalimantan Barat Catat Persentase Perokok Tertinggi di Pulau Kalimantan

BORNEOBARU.ID – Pada tahun 2024, penduduk usia 15 tahun ke atas menunjukkan penigkatan presentase perokok yang masih signifikan di Kalimantan. Data indikator nasional menyajikan tabel persentase perokok menurut provinsi yang menjadi rujukan utama untuk melihat pola regional ini.

Angka-angka provinsi bervariasi, dengan beberapa provinsi Kalimantan melaporkan prevalensi mendekati atau di atas seperempat dari populasi dewasa. Sedangkan kota-kota tertentu (yang datanya tersedia melalui BPS provinsi/kota) menunjukkan angka yang lebih rendah pada kelompok usia muda.

Baca Juga: 15,9 Juta Anak Indonesia Alami Fatherless

Berdasarkan data resmi dari BPS Kalimantan Barat menduduki peringkat pertama di Kalimantan.

  1. Kalimantan Barat (28,06)
  2. Kalimantan Tengah (28,02)
  3. Kalimantan Utara (25,93)
  4. Kalimantan Timur (23,99)
  5. Kalimantan Selatan (23,07)

Karakteristik masyarakat perokok di Kalimantan mengikuti kecenderungan nasional. Mayoritas perokok adalah laki-laki, dan ada kekhawatiran atas angka inisiasi merokok pada remaja dan dewasa muda.

Studi-studi lokal di Kalimantan Barat dan laporan kota seperti Samarinda menunjukkan proporsi perokok yang menonjol di kelompok usia remaja dan dewasa muda. Hal ini sesuai temuan Kementerian Kesehatan yang menempatkan kelompok muda sebagai salah satu kelompok dengan kenaikan prevalensi.

Selain rokok kretek konvensional, penggunaan rokok elektrik/produk tembakau alternatif mulai muncul meski penetrasinya belum sebesar rokok tradisional.

Hasil penelitian lokal dan nasional mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor yang mendorong seseorang merokok. Beberapa faktor tersebut ialah pengaruh lingkungan sosial (keluarga, teman sebaya), kebiasaan budaya, stres kerja atau tekanan ekonomi, serta ketersediaan dan harga produk tembakau.

Baca Juga: Warga Kalimantan Dapat Angin Segar, Program Pemutihan Pajak Kendaraan Resmi Dimulai

Selain itu, paparan iklan atau promosi dan keringanan akses membuat para remaja lebih mudah mengaksesnya.

Beberapa studi yang menggunakan data BPS/indikator setempat juga menegaskan hubungan antara status sosio-ekonomi dan kebiasaan merokok. Keluarga berpendapatan lebih rendah cenderung mengalokasikan sebagian penghasilan untuk rokok meski mengorbankan kebutuhan primer.

Upaya penanggulangan di tingkat provinsi di Kalimantan mulai terlihat melalui program-program kesehatan lokal, kampanye pengurangan permintaan tembakau, dan penguatan regulasi kawasan tanpa rokok di beberapa kota.

Namun, para ahli dan praktisi kesehatan menilai langkah tersebut perlu diperkuat. Program pencegahan pada remaja, penegakan pembatasan penjualan kepada anak di bawah umur, dan peningkatan akses layanan berhenti merokok; perlu lebih ditingkatkan. Ketiga langkah tersebut adalah solusi yang dapat diambil oleh pemerintah untuk mengurangi angka perokok pada remaja.

Bagikan ke sosial media