Bed Rotting dan Doomscrolling: Cara Gen Z Melarikan Diri dari Stres Ekonomi
BOENEOBARU.ID – Lonjakan inflasi dan ketidakpastian ekonomi global kini berdampak langsung pada kesehatan mental Generasi Z (Gen Z) di Amerika Serikat. Alih-alih mengambil langkah praktis untuk mengatasi masalah keuangan, sebagian besar dari Gen Z justru memilih strategi penghindaran pasif.
Mereka lebih memilih bed rotting (berlama-lama di tempat tidur ) dan doomscrolling (menggulir berita negatif tanpa henti di media sosial).
Analisis oleh perusahaan kasur Amerisleep, sebagaimana dikutip Fortune, menemukan bahwa Gen Z adalah kelompok yang paling berat terdampak oleh stres finansial.
Baca Juga: Kasus Oli Palsu Kalbar Masih Belum Ada Titik Terang
Hampir setengah warga dewasa di AS melaporkan sulit tidur karena tekanan ekonomi, namun pada Gen Z angkanya naik mencapai 70 persen.
Sebagian besar menyebut kenaikan harga kebutuhan pokok, biaya sewa tempat tinggal, dan kekhawatiran kehilangan pekerjaan sebagai penyebab utama kecemasan mereka.
Survei Bankrate dan Pew Research Center tahun 2025 juga mempertegas temuan tersebut. Sekitar 6 dari 10 Gen Z mengaku hidup “dari gaji ke gaji”.
Sementara itu, terdapat 55 persen menyatakan tidak memiliki tabungan darurat. Banyak yang menunda tujuan hidup seperti membeli rumah, menikah, atau melanjutkan kuliah karena tekanan biaya hidup yang tinggi.
Psikolog dari American Psychological Association (APA) menyebut fenomena doomscrolling dan kurang tidur pada Gen Z sebagai kebiasaan yang memperparah stres.
Kecemasan finansial meningkatkan hormon stres kortisol, yang mengganggu pola tidur dan memperburuk gejala depresi. APA menekankan pentingnya kebiasaan digital yang sehat dan edukasi finansial sejak dini untuk memutus siklus ini.
Baca Juga: Kalimantan Barat Miliki 32 Hutan Adat Dengan Luas 117.717 Ha
Dalam konferensi pers bulan September 2025, Ketua Federal Reserve, Jerome Powell mengatakan bahwa inflasi dan pasar kerja yang tidak stabil telah menekan Gen Z. Ia menegaskan bahwa stabilitas harga tetap menjadi prioritas.
Kondisi yang dialami Generasi Z di Amerika Serikat seharusnya menjadi cermin berharga bagi generasi muda di Indonesia.
Jika tidak diimbangi dengan kesadaran dalam pengelolaan keuangan dan kesehatan diri, fenomena ini dapat memicu stres finansial dan gangguan mental.
Oleh sebab itu, sangat penting bagi kita mulai membangun literasi finansial dan kebiasaan hidup sederhana.
Serta membatasi diri dalam memilih mengonsumsi konten di media sosial agar selalu terjaga dari paparan hal-hal yang negatif.


