NewsTerbaru

Banjir Bukan Hanya Masalah Pemerintah Tetapi Seluruh Elemen Masyarakat

BORNEOBARU.ID – Bencana banjir bukan lagi suatu yang asing bagi masyarakat Indonesia, terutama bagi masyarakat di Kalimantan Barat. Bumi Borneo yang dulu selalu tentram dan aman tanpa bencana kini berbeda.

Semenjak pertengahan Januari 2025 masyarakat yang awalnya aman dan nyaman kini harus bergumul dengan banjir. Dilansir dari Kompas.id, lebih dari 200.000 warga terkena dampak bajir. Menaggapi situsi tersebut, pemerintah menetapkan situasi tanggap darurat banjir yang dimulai pada 24 Februari 2025.

Ada sekitar tujuh kabupaten dan kota yang terdampak banjir di Kalbar yaitu Kota Singkawang, Kabupaten Sambas, Kubu Raya, Bengkayang, Landak, Mempawah, dan Sanggau, ungkap Daniel sebagai Ketua Satuan Tugas Informasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar yang dituis di laman Kompas.id.

Penyebab terjadinya banjir ialah curah hujan yang tinggi dan dalam durasi yang panjang. Sehingga, air sungai meluap dan mulai merendam rumah warga. Selain curah hujan yang tinggi, kerusakan lingkungan akibat aktivitas ekonomi manusia yang menyebabkan kurangnya daerah serapan air.

Dilansir dari Kompas.id, curah hujan bukan penyebab uama terjdinya banjir namun keruskan lingkungan akibat pemerintah yang mudah memberi izin pada perusahaan untuk membuka usaha (pertambangan, perkebunan sawit, dan lain sebagainya) ujar Direktur Eksekutif Wahana Lingkungn Hidup Indonesia (Wahli)  Klbar Hendirkus Adam.

Dalam penanggulangan banjir kiranya setiap lapisan masyarakat berkerja sama untuk terus menjaga dan melestarikan alam demi mencegah bencana banjir. Jika, kerja sama ini terlaksana dengan baik curah hujan yang tinggi bukan lagi masalah yang dapat menyebabkan banjir.

Bagikan ke sosial media