TeknologiTerbaru

Kelemahan Apple Vision Pro Yang Perlu Anda Ketahui Sebelum Membeli

BORNEOBARU.ID – Apple telah secara resmi meluncurkan Vision Pro, Jumat (2/2), di Amerika Serikat (AS) dengan harga mulai dari US$3.499 atau setara dengan Rp55 juta. Sejauh mana kecanggihan perangkat terbaru Apple ini?

Vision Pro adalah produk baru pertama dari Apple dalam tujuh tahun terakhir. Perangkat realitas virtual (VR) ini sementara hanya tersedia di Apple Store AS dan diprediksi akan menjadi salah satu produk teknologi paling inovatif dalam beberapa tahun mendatang.

Menjelang perilisan, CEO Apple Tim Cook menyebut perangkat ini sebagai “perangkat elektronik konsumen tercanggih yang pernah dibuat.”

Lalu, apa saja yang membuat perangkat terbaru Apple ini menarik? Selain keunggulan-keunggulan yang dimilikinya, anda perlu juga melihat apa kelemahan Apple Vision Pro yang perlu anda ketahui sebelum membeli. Simak artikel ini sampai habis.

Vision Pro diyakini tidak akan mudah terjual karena harganya yang cukup fantastis bagi sebagian orang. Apple menetapkan harga perangkat varian standar dengan penyimpanan 256 GB mulai dari Rp55 juta.

Harga tersebut belum termasuk lensa baca yang dijual terpisah dengan harga mulai dari US$149 (setara dengan Rp2,3 juta) dan sisipan lensa dengan harga mulai dari US$99 (setara dengan Rp1,5 juta).

Selain itu, terdapat juga aksesori tambahan seperti tas perjalanan seharga US$200 (setara dengan Rp3,1 juta) dan tempat baterai seharga US$50 (setara dengan Rp787 ribu), dan masih banyak lagi. Dengan tambahan aksesori tersebut, harganya bisa mencapai US$4.600 (setara dengan Rp72 juta).

  • Pengalaman pengguna

Headset ini memiliki penampilan yang mirip dengan sepasang kacamata ski, dilengkapi dengan tali yang dapat disesuaikan di bagian atas, serta “digital crown” di bagian belakang – versi yang lebih besar daripada yang ditemukan di Apple Watch.

Terdapat juga digital crown lainnya di bagian atas yang berfungsi sebagai semacam tombol home.

Meskipun masih terlihat seperti komputer yang diletakkan di sekitar mata, perangkat ini ringan dan nyaman untuk digunakan, seperti yang dikutip oleh CNN.

Proses pengaturan tergolong mudah: Pertama, Vision Pro akan melacak mata, memindai tangan, dan memetakan ruangan. Pengguna kemudian akan melihat antarmuka seperti iOS yang ditempatkan di depan lingkungan mereka.

Dengan menggunakan gerakan mata dan menyentuhkan jempol dan jari telunjuk secara bersamaan, pengguna dapat mengaktifkan tombol “pilih”, sehingga memudahkan pengguna untuk masuk dan keluar dari aplikasi seperti Pesan, FaceTime, Safari, dan Foto.

Antarmuka juga merespons suara untuk mengaktifkan Siri. Foto dapat dilihat dalam ukuran aslinya atau seperti menontonnya di layar film raksasa. Sementara itu, Panorama memungkinkan pengguna untuk merasakan langsung pemandangan tersebut.

Vision Pro juga menyediakan opsi foto spasial, yang memungkinkan pengguna untuk melihat gambar dan video dalam 3D untuk pengalaman yang lebih nyata.

Vision Pro dapat digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak dan bermeditasi hingga bekerja. Pengguna dapat menyinkronkan komputer Mac mereka untuk mengubah layar menjadi tampilan yang sangat besar dan menghubungkan keyboard fisik.

Untuk meningkatkan produktivitas, pengguna dapat membuka beberapa jendela sekaligus: Email dapat disimpan di satu sisi, browser Safari dibuka di tengah, dan panggilan FaceTime di sisi kanan.

Jika pengguna menggunakan Vision Pro saat melakukan FaceTime, mereka akan muncul sebagai Persona, atau representasi digital seperti avatar dari wajah mereka.

  • Selera konsumen

Hampir setiap produk baru Apple, mulai dari iPhone hingga Apple Watch, menjanjikan pengalaman layar dengan ukuran yang beragam untuk mengubah cara hidup, bekerja, dan berinteraksi dengan dunia.

Vision Pro memiliki potensi untuk melakukan semua itu dengan cara yang lebih mengesankan. Namun, secara tak terduga, Vision Pro kemungkinan akan tetap menjadi produk khusus untuk penggemar berat Apple dan pengembang, terutama karena harganya.

Menurut analis Apple Ming-Chi Kuo, selama akhir pekan pre-order pertama bulan lalu, perusahaan berhasil menjual sekitar 160.000 hingga 180.000 headset Vision Pro.

Waktu pengiriman sebagian besar tetap tidak berubah setelah 48 jam pertama, yang menunjukkan kemungkinan permintaan akan menurun setelah para penggemar inti melakukan pemesanan. Biasanya, waktu pengiriman akan memanjang setelah model iPhone baru habis terjual.

Analis Morgan Stanley memperkirakan perusahaan akan mengirimkan hingga 400 ribu unit Vision Pro tahun ini.

Hal terakhir yang perlu anda ketahui yakni mengenai kelemahan Apple Vision Pro yang perlu anda ketahui sebelum membeli.

  • Umur baterai yang terbatas

Menurut keterangan resmi Apple, Vision Pro menawarkan umur baterai sekitar 2,5 jam untuk penggunaan umum atau menonton video selama 2,5 jam saat baterai terisi penuh, atau sepanjang hari saat terhubung ke listrik.

Menurut laporan dari 9to5mac, perangkat tersebut berhasil menyelesaikan film Avengers: End Game dengan menyisakan sedikit sisa baterai. Meskipun begitu, satu hal yang mengecewakan adalah Vision Pro harus dimatikan sepenuhnya dan booting kembali saat mengganti baterai. Proses booting ini hanya memakan waktu kurang dari satu menit.

Bagikan ke sosial media